Stategi Pengembangan Produk

Dalam dunia usaha, istilah pengembangan produk sudah biasa dibicarakan, dan dianalisis. Secara umum pengembangan produk diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan penusaha untuk mendapatkan manfaat, ciri, design dan layanan pada barang dan jasa.

Produk adalah suatu bentuk barang/jasa yang telah dibuat sedemikian rupa untuk ditawarkan atau dijual, dimiliki, dan atau dikonsumsi agar dapat memenuhi kebutuhan. Banyaknya pesaing dalam dunia bisnis memerlukan suatu bentuk produk yang berbeda satu sama lainnya. Produk suatu perusahaan haruslah memiliki suatu keunggulan ataupun kelebihan dibandingkan produk yang dihasilkan perusahaan lain, dalam hal ini perusahaan pesaing.

Bentuk Pengembangan Produk dan Tahapannya | Infohotel.co.id


Menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman (2002:72), produk dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok:
1. Barang tidak tahan lama (Non Durable Goods)
Merupakan barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan.
2. Barang tahan lama (Durable Goods)
Merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak kali pemakaian.
3. Jasa (Service)
Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan mudah habis.
Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa klasifikasi produk terbagi menjadi tiga yaitu barang tidak tahan lama (Non Durable Goods), barang tahan lama (Durable Goods), dan jasa (Service).

Pengertian dari Pengembangan Produk
Strategi pengembangan produk adalah bagian dari strategi korporasi (corporate strategy). Dalam strategi pengembangan produk terdapat potensi keuntungan maupun risiko dari aktifitas pengembangan produk, dan banyak faktor yang menyebabkan suatu organisasi mempertimbangkan melakukan pengembangan produk baru. Hampir semua organisasi menemukan bahwa pendekatan strategi managerial pada aktifitas pengembangan produk baru akan meningkatkan peluang keberhasilan dan juga meminimasi biaya dan risiko.

Tujuan dari Pengembangan Produk.
Menurut Buchari Alma (2000:101) tujuan pengembangan produk adalah:
  Untuk memenuhi keinginan konsumen yang belum puas
  Untuk menambah omzet penjualan
  Untuk memenangkan persaingan
  Untuk mendayagunakan sumber-sumber produksi
  Untuk meningkatkan keuntungan dengan pemakaian bahan yang sama
  Untuk mendayagunakan sisa-sisa bahan
  Untuk mencegah kebosanan konsumen
  Untuk menyederhanakan produk, pembungkus.

Ada dua pendekatan dalam menjalankan strategi pengembangan produk, yaitu sebagai berikut :
1. Strategi proaktif (proactive strategy).
Strategi pengembangan produk yang dilakukan untuk mengantisipasi kondisi di masa depan. Pengembangan produk dimulai dari perusahaan sendiri. 
Beberapa bentuk dari strategi proaktif, yaitu sebagai berikut :
Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Strategi ini menempatkan perusahaan untuk terus berusaha mengembangkan produknya secara teknis.
Pemasaran(Marketing). Strategi ini menempatkan konsumen sebagai pertimbangan pertama dalam membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Pengusaha(Entrepreneurial). Strategi ini memberi kesempatan kepada seorang pengusaha (entrepreneur) untuk mewujudkan idenya dengan membuat divisi tersendiri dan mengumpulkansumbernya. Strategi ini dilaksanakan pada perusahaan yang sudahbesar dan mapan.
Akuisisi(Acquisition). Strategi ini melibatkan perusahaan untuk mengambil alih atau membeli perusahaan lain yang menghasilkan suatu produk yang sama sekali baru bagi perusahaan atau bahkan bagi pasar.

2. Strategi reaktif (reactive strategy).
Strategi pengembangan produk yang dilakukan sebagai respon dari kondisi pasar atau pesaingnya. Beberapa bentuk dari strategi reaktif, yaitu sebagai berikut :
Strategi defensif (defensive strategy). Strategi ini dilakukan dengan menciptakan suatu aksi untuk melindungi perusahaan terhadap produk baru yang dikeluarkan pesaing yang meraih sukses di pasar.
Strategi imitatif (Imitative strategy). Strategi ini dilakukan dengan meniru produk baru dengan cepat sebelum produk tersebut mendapat pasaran yang kuat.
Strategi second-but-better. Strategi ini dilakukan dengan sebelumnya menunggu hasil pemasaran produk baru dari pesaingnya; lalu tidak hanya meniru produk pesaing, tetapi juga memperbaikinya dan memperkuat posisinya di pasaran.
Strategi responsif (responsive strategy). Strategi ini dilakukan dengan mengakomodasi keinginan konsumen.

Dengan demikian hal yang harus diperhatikan dalam pengenalan suatu produk baru adalah penentuan strategi harga produk tersebut. Dimana strategi harga ini diperlukan untuk meminimalisir resiko produk tersebut ditolak pasar, karena terlalu mahal atau bahkan terlalu murah. Dapat diketahui bahwa pengembangan produk adalah suatu kegiatan perusahaan guna untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu berubah-ubah.

Komentar